Budidaya bayam efektif dilakukan
hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Di Indonesia terdapat dua
jenis tanaman bayam (Amaranthus Spp.) yang biasa dibudidayakan para
petani.
Pertama, jenis tanaman bayam cabut
yang terdiri dari bayam hujau dan bayam merah. Cirinya, lebar daun relatif
kecil, untuk jenis bayam hijau warnanya hijau terang agak keputih-putihan,
untuk bayam merah warnanya merah hati cenderung gelap. Jenis kedua, bayam yang
berdaun lebar atau bayam raja. Warna daunnya hijau tua cenderung keabu-abuan,
tumbuh berdiri tegak. Cara panennya bisa dicabut atau dipotong.
Secara metode, budidaya bayam
organik mempunyai perlakuan sama dengan budidaya non-organik, perbedaannya pada
pemberian jenis pupuk. Sedangkan untuk pengendalian hama, petani biasa
menanganinya dengan memperbaiki kesehatan tanaman seperti pemberian pupuk,
pengairan dan menjaga kebersihan kebun.
Budidaya bayam lebih efektif
dilakukan tanpa tahapan persemaian terlebih dahulu. Hal yang perlu diperhatikan
adalah tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Suhu ideal berkisar
antara 16-20oC, dengan kelembaban udara antara yang sedang. Namun
bayam bisa beradaptasi pada suhu panas seperti di Jakarta sepanjang
kelembabannya tinggi. Pada musim hujan bayam tidak begitu baik tumbuhnya, daun
bayam mudah rusak terkena hujan yang terus-menerus.
Berikut ini langkah-langkah
melakukan budidaya bayam organik, untuk jenis bayam cabut baik yang berdaun
hijau maupun merah.
Penyiapan
benih bayam
Benih untuk budidaya bayam disiapkan
melalui perbanyakan biji. Benih diambiul dari tanaman bayam yang dipelihara
hingga tua berumur sekitar 3 bulan. Apabila tanaman masih muda sudah diambil
bijinya, daya simpan benih tidak lama dan tingkat perkecambahan rendah. Benih
bayam yang baik bisa disimpan hingga umur satu tahun.
Benih bayam tidak memerlukan masa
dorman. Jadi, benih yang baru dipanen sebenarnya sudah siap untuk langsung
ditanam. Kebutuhan benih untuk budidaya bayam adalah 5-10 kg per hektar, sangat
tergantung pada keterampilan menebar.
Pengolahan
lahan budidaya bayam organik
Pertama-tama haluskan tanah dan buat
bedengan. Lebar bedangan satu meter dan tinggi 20-30 cm sedangkan panjangnya
mengikuti kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. Sebaiknya bedengan
membujur dari timur-barat untuk mendapatkan pencahayaan yang maksimal.
Budidaya bayam sensitif dengan
keasaman tanah. Apabila derajat keasaman tanah rendah pH kurang dari enam
sebaiknya netralkan dengan kapur atau dolomit sebanyak 2-3 ton per hektar.
Apabila pH lebih dari 7 netralkan dengan belerang. Tebarkan pupuk kandang,
paling baik kotoran ayam, sebanyak 10 ton per hektar lalu diamkan selama 2-3
hari. Kotoran ayam merupakan pupuk kandang yang sangat kaya dengan nitrogen
yang sangat dibutuhkan tanaman bayam dan jenis sayuran daun lainnya.
Penebaran
benih bayam
Benih bayam sangat kecil, dalam
budidaya bayam biasanya benih ditebar dengan tangan atau saringan. Usahakan
benih menyebar dengan baik. Kepadatan tebar benih adalah 0,5-1 gram per meter
persegi. Agar penebaran benih merata, kita juga bisa mencampurkan benih dengan
tanah atau kompos lalu ditebar di atas bedengan. Berikut ini gambar benih
bayam:
Perawatan
budidaya bayam
Perawatan yang paling penting dalam
budidaya bayam adalah pengaturan air, terutama saat awal benih ditebar. Lakukan
penyiraman dua kali sehari saat musim kemarau. Jaga selalu kelembaban tanah
hingga bayam berkecambah.
Setelah bayam bayam berkecambah,
siangi gulma atau rumput yang tumbuh bersama kecambah bayam. Gulma akan berebut
nutrisi dengan tanaman bayam. Berikut beberapa hama dan penyakit yang kerap
menyerang budidaya bayam, yaitu ulat daun, kutu daun, tungau, busuk basah dan
karat putih. Penanganannya adalah dengan menjaga kesehatan tanaman dengan
penyiraman teratur. Jika sudah meleati ambang ekonomis yakni dengan penggunaan
pestisida hayati, untuk pencegahan lakukan budidaya tanaman sehat, mencegah
timbulnya jamur dan mempertinggi kekebalan tanaman
Menginjak usia tanaman dua minggu,
apabila daun terlihat menguning, berikan pemupukan tambahan. Pemupukan tambahan
bisa menggunakan kompos atau kotoran ayam yang telah matang. Atur pemupukan
sehemat mungkin untuk menjaga budidaya bayam tetap ekonomis.
Panen
dan pasca panen
Budidaya bayam bisa dipanen mulai 20
hari setelah tanam atau tinggi tanaman sekitar 20 cm. Dengan pencabutan
rata-rata panen yang dihasilkan dalam satu hektar adalah 20 ton. Sedangkan pada
budidaya bayam potong biasanya dipanen pada umur 1-1,5 bulan dengan interval
pemerikan seminggu sekali.
Setelah dipanen cuci dan sortir
tanaman. Sebelum dikirim, bayam diikat dengan bilah bambu, setiap 50 ikatan
digambungkan dalam satu gabung. Simpan hasil panen budidaya bayam ditempat
teduh karena bayam termasuk tanaman yang cepat layu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar